Psychology as a Science: Structuralism & Functionalism
Strukturalisme
Strukturalisme
merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena dikemukakan oleh Wilhelm
Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di laboratorium. Wundt dan
pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks sebenarnya
adalah halnya pesenyawaan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi.
Mereka bekerja atas premis-premisnya menyelidiki struktur kesadaran dan
mengembangkan hukum-hukum pembentukkannya. Metode yang dipakai dalam
strukturalisme ialah metode instropektif. Metode introspeksi ialah orang yang
menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau
perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis,
pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.
Beberapa tokoh pada aliran ini, yaitu:
1.
Wilhelm Wundt (1832-1920)
Wilhelm Wundt adalah seorang dokter, psikolog, fisiolog, dan profesor, yang sekarang dikenal sebagai penemu psikologi modern. Ia dianggap sebagai "bapak psikologi
eksperimental". Pada tahun 1879, ia mendirikan laboratorium formal pertama untuk riset psikologis di Universitas Leipzig,
dan membuat jurnal riset psikologis pertama pada tahun 1881. Wundt membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling
penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological
Psychology" pada tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya
menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi. Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran
manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen.
Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halnya fisika
dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian
yang bisa diidentifikasi. Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang
penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap
psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.
2.
Edward Bradford Titchener (1867-1927)
Edward B.
Titchener adalah seorang psikolog dari inggris, yang lahir tanggal 11
Agustus 1867. Titchener terkenal sebagai seorang psikolog yang
menciptakan versi psikologi yang menggambarkan struktur pikiran atau lebih
dikenal dengan strukturalisme. Titchener mempunyai sebuah ide mengenai sebuah
pikiran yang sedang bekerja dipengaruhi oleh teori wundt yakni mengenai sebuag
kesukarelaan ataupun ide-ide dari pikiran beserta apresiasinya. Disini Titchener
mengklasifikasikan sebuah struktur pikiran seperti para ahli kimia memecahkan
sebuah struktur zat kimia contohnya seperti air, air mempunyai bagian hydrogen
dan oksigen . Begitu pula dengan struktur pikiran mempunyai bagian-bagian
tertentu.contohnya perhatian dan pikiran sebagai suatu struktur pikiran.
Perhatian itu bisa dalam bentuk suara ataupun sikap. Perhatian memiliki empat
sifat yang berbeda yakni: intesitas, kualitas, durasi, dan luasnya . Dan semua
sifat tersebut saling berhubungan dengan beberapa kualitas sesuai dengan
stimulusnya. Titchener percaya bahwa komponen-komponen dasar dari pikiran
bekerja dan berinteraksi satu sama lainnya
3.
Hermann Ebbinghaus (1850-1909)
Hermann Ebbinghaus adalah
seorang psikolog asal Jerman yang merupakan salah
satu pelopor psikologi eksperimental dan studi
mengenai memori dan kemampuan mengingat. Herman Ebbinghaus merupakan
peneliti pertama tentang belajar di dalam meneliti secara sistematis mengenai
ingatan terhadap nonsense syllables dan tentang retensi. Percobaan pertamanya
dimulai pada tahun 1879 dengan hanya Ebbinghaus sebagai subjek. Hasilnya berupa
Memori pada tahun 1885. Memori yang digunakan pertama adalah penggunaan
nonsense syllables untuk menemukan dasar hukum pembelajaran. Ebbinghaus juga
belajar tentang kelupaan. Eksperimen Ebbinghaus yang melibatkan penggunaan
nonsense syllables, nonword, three - letter consonant – vowel - consonant
sequences menemukan bahwa istilah - istilah tak berarti (nonsense syllables)
akan cepat dilupakan.
Fungsionalisme
Aliran
fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada
masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari
psikologi. Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu
strukturalisme. Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental,
mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia
dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan
pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan
lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku. Fungsionalisme
memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah
adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsi-fungsi
dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan
fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.
Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa
dan mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa
(fungsi) suatu tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan
pada aksi dari gejala psikis dan jiwa seseorang yang diperlukan untuk
melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk penyesuaian diri psikis dan sosial.
Tokoh-tokoh pada aliran ini, antara lain:
1.
William James (1842-1910)
William James adalah
seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal sebagai salah seorang pendiri Mazhab
Pragmatisme.
Selain sebagai filsuf, James juga terkenal sebagai seorang psikolog. Ia
mendirikan salah satu laboratorium yang pertama di dunia pada 1875. Studinya
yang utama dalam psikologi yang ditulisnya dalam bukunya Principles of Psychology (1980) menjadi
salah satu dasar yang digunakan oleh psikologi modern.James adalah pelopor
psikologi Amerika dan sering disejajarkan oleh Wundt di Jerman. Bersama dengan
John Dewey, James mendirikan aliran fungsionalisme dan bersamaan dengan itu
James juga merupakan pendukung aliran evolusionalisme. Salah satu teori James yaitu
teori emosi. Teori emosi menjelaskan tentang hubungan antara perubahan
fisiologis dengan emosi, Emosi identik dengan perubahan-perubahan peredaran
darah, Emosi adalah hasil dari persepsi seseorang tentang perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuh terhadap rangsang dari luar dan Membantah pernyataan
bahwa emosilah yang menyebabkan perubahan pada tubuh.
2.
John Dewey (1859-1952)
John Dewey adalah
seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme.
Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan pemikir
dalam bidang pendidikan. Dewey juga dianggap oleh
aliran fungsionalisme sebagai seorang pemikir
bergaya praktis dan pragmatis, sehingga, di dalam ilmu pendidikan ia menganjurkan teori dan metode learning by doing.
Dalam teoridan metodenya ini, ia berpendapat
bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari
itu. Dalam melakukan apa yang hendak dipelajari itu, dengan sendirinya ia
akan menguasai gerakan-gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat, sehingga ia
bisa menguasai hal yang dipelajari itu dengan
sempurna.
3.
James McKeen Cattel (1860-1944)
James McKeen Cattell adalah
seorang psikolog Amerika Serikat yang
menggunakan metode obyektif eksperimental, pengujian mental, dan penerapan
psikologi untuk bidang pendidikan, bisnis, industri, dan iklan, sebagaimana berorientasi
pada Psikologi Amerika Serikat. Cattel sebagai pencetus istilah ‘tes mental’,
menerbitkan bukunya mental tes and
measurements di tahun 1890. buku ini berisi serangkaian tes intelegensi
yang terdiri atas 10 jenis ukuran.
0 comments:
Post a Comment