2.       1898 : “Law of Effect” dari Edward Thorndlike mengatakan bahwa respon yang hasil efeknya lebih memuaskan, lebih sering untuk diulang.

3.       1913 : John B. Watson mempublikasikan “Psychology As The Behaviorist Views It” yang secara tidak langsung mempublikasikan “Behaviorism”

4.       1920 : John B. Watson bereksperimen pada “Little Albert” mengajarkan bayi tersebut tentang “conditioned emotional response”.

5.       1927 : Ivan Pavlov mendemonstrasikan “classical conditioning” di eksperimennya pada anjing.

6.       1929 : Eksperimen Karl Lashley pada pembedahan otak menunjukkan bahwa seluruh otak terlibat dalam pembelajaran.

7.       1930 : Eksperimen Zing-Yang Kuo pada kucing dan tikus berusaha menunjukkan bahwa tidak ada hal yang bernama insting.

8.       1930 : B. F. Skinner mendemonstrasikan efek dari “operant conditioning”di eksperimennya pada tikus.

9.       1935 : Konrand Lorenz menemukan fenomena mencetak, di mana bayi hewan menganggap orangtua karena informasi sensorik yang diterima pada saat yang kritis.

10.   1938 : Edwin Guthrie menunjukkan bahwa “single-trial learing” memadai, pengkondisian tidak perlu tergantung pada pengulangan.

11.   1943 : Clark L. Hull menyatakan bahwa pengurangan dorongan (memuaskan kebutuhan dasar kita sebagai manusia) adalah basis paling nyata akan reinforcement.

12.   1948 : “Cognitive Maps in Rats and Men” oleh Edward Tolman menunjukkan bahwa kita mengembangkan peta kognitif ketika kita menjalani kehidupan sehari – hari kita.

13.   1957 : B. F. Skinner mempublikasikan “Verbal Behavior” dimana dia mengatakan bahwa pidato adalah produk masa lalu perilaku dan genetik sejarah.

14.   1958 : Joseph Wolpe melakukan teknik desensitisasi pada veteran perang yang menderita neurosis perang.

15.   1959 : Noam Chomsky menulis tinjauan kritis perilaku verbal yang membantu memicu resolusi kognitif.