Psychology : Physiological Roots

Sir Charles Bell (1774-1892)

Sir Charles Bell merupakan penemu dari "Bell Magendie" dari sistem syaraf.
Beliau mengatakan bahwa sistem saraf dibagi menjadi 2, yaitu:
· Sensorik --> Menerima rangsangan dan mengirimkan ke implus.
· Motorik --> Mengeluarkan respon berupa gerakan karena menerima implus.
Sir Charles Bell juga menemukan sixth sense (kinestesia)
Six sense yang dimaksud adalah gerakan yang mengatur pergerakan tubuh, bukan untuk melihat hal gaib.
Selain itu, Sir Charles Bell juga mempelajari bahwa "koklea" berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
Sir Charles Bell (1774-1892)
Francois Magendie (1783-1855)

Tidak berbeda jauh dengan tokoh sebelumnya, Francois Magendie juga mempelajari mengenai "BellMagendie" dan mengatakan bahwa sistem saraf manusia adalah majemuk (terdiri dari sensorik & motorik). Selain itu menerut Francois Magendie juga menciptakan hukum 1 arah, artinya sistem penghantaran informasi dalam manusia terjadi dengan satu arah saja. Konsep inilah yang nantinya mendasari mengenai fungsi refleks.
Francois Magendie (1783-1855)
Marshall Hall (1790-1857)

Marshall Hal merupakan tokoh yang menemukan adanya pergerakan tubuh. Pergerakan tubuh dibagi menjadi 4, yaitu:
· Voluntary Movement
Merupakan gerakan yang disadari, terjadi ketika otak menerima informasi dan diteruskan menjadi gerakan.
· Respitarory Movement
Merupakan gerakan yang tidak sepenuhnya dilakukan atau didasarkan atas kehendak kita.
· Involuntary Movement
Merupakan gerakan yang disengaja tergantung dari stiumulus dari luar.
· Refleks
Merupakan gerakan yang bergantung pada saraf tulang belakang namun tidak bergantung pada otak. Namun pandangan Mashall Hall mengenai penjelasan gerakan refleks menuai banyak pertentangan.
Marshall Hall (1790-1857)
Johannes Peter Muller (1801-1858)

Beliau menemukan penemuannya mengenai adanya hukum energi yang spesifik dimana rasa panas dan dingin bergantung pada sistem saraf yang ada. Johanes Peter Muller menemukan penemuan tersebut dengan menggunakan sistem metode ekperimen.
Johannes Peter Muller (1801-1858)
Paul Broca (1824-1880)

Broca menemukan bahwa bagian tengah dari otak merupakan pusat dari bahasa yang dinamai "Broca's Area". Menurut beliau, seseorang tidak bisa berbicara dapat terjadi karena berbagai macam faktor bukan hanya karena pita suara yang tidak berfungsi melainkan dapat disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak.
Broca juga meerupakan orang pertama yang menemukan mengenai perbedaan fungsi antara otak kiri dan otak kanan manusia.
Paul Broca (1824-1880)
G.T.Fritsch (1838-1891) & E. Hitgiz (1838-1907)
Mereka melakukan penelitian bagian otak korteks dan menyatakan bahwa korteks merupakan bagian terluar dari otak manusia. Selain itu mereka juga menemukan lokalisasi dari fungsi otak bahwa otak dapat dibagi sesuai dengan tempatnya. Dari penemuannya tersebut merupakan sebuah awal dari paradigma baru untuk pemetaan otak. 
G.T.Fritsch (1838-1891) dan E.Hitgiz (1838-1907)
G.T Fechner (1801-1887)

Merupakan seorang ilmuan dengan latar belakang dokter dan fisikawan.
Menurut Fechner, jiwa identik dengan badan sehingga jika badan terkena hukum fisika maka jiwa pun ikut merasakan hukum tersebut. Sehingga beliau menyimpulkan bahwa dalam memahami manusia dapat menggunakan metode eksperimen.
Fechner juga menemukan hukum "Just Noticeable Difference", menurut hukum tersebut dikatakan bahwa seseorang dapat mengukur perubahan karena adanya rangsangan atau kepekaan terhadap sesuatu.
G.T.Fechner (1801-1887)
Hermann Von Helmholtz (1821-1894)

Hermann Helmholtz meneliti tentang kecepatan pengiriman sinyal di sistem saraf dan melihatnya dari segi fisika. Beliau juga menemukan doktrin yang disebut "Unbewusster" yang artinya pengalaman yang terjadi di masa lalu yang tidak begitu dirasakan dapat mempengaruhi kehidupan sekarang karena pengalaman tersebut meninggalkan jejak. Jejak ingatan tersebut dapat di timbulkan oleh rangsangan-rangsangan analog, beliau juga melihat bahwa adanya persepsi pada manusia melalui apa yang mereka lihat (stimulus dari luar).
Hermann Von Helmholtz (1821-1894)
Sir Francis Galton (1822-1911)

Francis Galton merupakan orang pertama yang menemukan psikotest. Selain itu beliau juga menggunakan kuisioner dalam penelitiannya. Beliau juga menemukan test asosiasi kata dan juga menemukan metode korelasi dan distribusi normal.
Sir Francis Galton (1822-1911)
Emil Kraepelin (1856-1926)
Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari gambaran dan klasifikasi penyakit penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti. 
Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu dimentia praecox dan psikosis manic depresif. Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia.
Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin.
Emil Kraepelin (1856-1926)
Ernst Kretschmer (1888-1976)
Membagi personalitas seseorang menjadi empat bagian yaitu:
· Schizothym
· Cyclothym
· Viscous
· Dysplastys
Ernst Kretschmer (1888-1976)







posted under |

0 comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Recent Comments